Tendanglah Keluar Hukum Taurat itu!
Saya baru-baru ini mendengarkan suatu pengajaran oleh Åge Åleskjær, teman saya di Norwegia (dan pendeta di Oslo Christian Center)
dan mendengar dia mengajar tentang Sarah dan Hagar. Saya telah
berbicara dari ayat itu berkali-kali, tapi Åge menunjukkan kebenaran
yang saya belum pernah lihat yang benar-benar perlu dipahami dalam dunia
gereja modern.
Anda ingat dalam Galatia 4:24, Rasul Paulus mengatakan bahwa
kehidupan Sarah dan Hagar adalah kiasan yang mengajarkan kita tentang
hukum dan kasih karunia. Ishak adalah anak yang dijanjikan, secara ajaib
disediakan oleh kasih karunia, dan Ismail adalah putra dari daging,
yang dihasilkan oleh usaha diri Abraham sendiri.
Dalam Kejadian 21:10, Berkatalah Sara kepada Abraham: “Usirlah
hamba perempuan itu beserta anaknya, sebab anak hamba ini tidak akan
menjadi ahli waris bersama-sama dengan anakku Ishak.”
Pelajaran Perjanjian Baru di sini adalah jelas – hukum dan kasih karunia
tidak bisa hidup damai di satu rumah (kehidupan atau gereja) yang sama.
Akan selalu ada konflik antara keduanya.
Aspek yang menarik dari bagian ini yang tadinya saya tidak lihat
adalah pengaturan waktu untuk semua itu. Pada dua ayat sebelum
peringatan Sarah bagi Abraham untuk “mengusir perempuan itu dan anaknya bersama dia”, Alkitab mengatakan bahwa “anak itu [Ishak] bertumbuh dan disapih.”
Ketika ia mencapai saat di mana ia berhenti membutuhkan susu dan
sekarang bisa memakan makanan padat, sudah waktunya untuk Hagar dan
Ismael pergi.
Implikasinya adalah bahwa ketika seseorang menjadi matang ke tempat
di mana ia telah bertumbuh dari susu kepada “daging Firman,” ia akan
memahami bahwa Hukum Taurat tersebut harus sepenuhnya dikeluarkan dari
cara hidupnya. Kata usir (“usirlah hamba perempuan itu”) berarti
melemparkan dengan kekuatan besar. Tidak ada toleransi atau kesabaran
dengan legalisme dalam hidup kita.
Sayangnya, mereka yang terperangkap dalam legalisme melihat diri
mereka sebagai orang-orang yang telah mencapai tingkat kematangan yang
kita lainnya belum capai. Yang benar adalah bahwa merekalah yang masih
bayi. Paulus menulis dalam Galatia 3:25 bahwa kita tidak membutuhkan
Hukum Taurat sebagai “pengasuh bayi“ lagi. Kita memiliki Kristus dan Dia sudah cukup!

Sudah waktunya bagi kita untuk bertumbuh dan mulai bertindak
sebagaimana siapa diri kita. Kita hanya memiliki satu ibu dan namanya
adalah Grace (Kasih Karunia). Sudah waktunya untuk menendang
keluar Ny. Hukum Taurat dan anaknya yang menjengkelkan (karya-karya
daging) dari kehidupan kita. Ketika Ishak disapih, mereka mengadakan pesta besar. (Lihat Kejadian
21:8) Perpindahan dari masa bayi legalisme ke kedewasaan kasih karunia
adalah suatu alasan untuk dirayakan. Tendanglah Hukum Taurat keluar dari hidup Anda dan hiduplah dalam kasih karunia. Tuhan tahu sudah waktunya.
Catatan:
Tulisan ini adalah terjemahan artikel yang ditulis oleh Steve McVey.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar