Rabu, 04 November 2015

Tendanglah keluar Hukum Taurat itu!

Tendanglah Keluar Hukum Taurat itu!

Saya baru-baru ini mendengarkan suatu pengajaran oleh Åge Åleskjær, teman saya di Norwegia (dan pendeta di Oslo Christian Center) dan mendengar dia mengajar tentang Sarah dan Hagar. Saya telah berbicara dari ayat itu berkali-kali, tapi Åge menunjukkan kebenaran yang saya belum pernah lihat yang benar-benar perlu dipahami dalam dunia gereja modern.
Dore_TheExpulsionOfIshmaelAndHisMotherL
“The Expulsion of Ishmael and His Mother” – by Gustave Doré

Anda ingat dalam Galatia 4:24, Rasul Paulus mengatakan bahwa kehidupan Sarah dan Hagar adalah kiasan yang mengajarkan kita tentang hukum dan kasih karunia. Ishak adalah anak yang dijanjikan, secara ajaib disediakan oleh kasih karunia, dan Ismail adalah putra dari daging, yang dihasilkan oleh usaha diri Abraham sendiri.

Dalam Kejadian 21:10, Berkatalah Sara kepada Abraham: “Usirlah hamba perempuan itu beserta anaknya, sebab anak hamba ini tidak akan menjadi ahli waris bersama-sama dengan anakku Ishak.” Pelajaran Perjanjian Baru di sini adalah jelas – hukum dan kasih karunia tidak bisa hidup damai di satu rumah (kehidupan atau gereja) yang sama. Akan selalu ada konflik antara keduanya.

Aspek yang menarik dari bagian ini yang tadinya saya tidak lihat adalah pengaturan waktu untuk semua itu. Pada dua ayat sebelum peringatan Sarah bagi Abraham untuk “mengusir perempuan itu dan anaknya bersama dia”, Alkitab mengatakan bahwa “anak itu [Ishak] bertumbuh dan disapih.” Ketika ia mencapai saat di mana ia berhenti membutuhkan susu dan sekarang bisa memakan makanan padat, sudah waktunya untuk Hagar dan Ismael pergi.
Implikasinya adalah bahwa ketika seseorang menjadi matang ke tempat di mana ia telah bertumbuh dari susu kepada “daging Firman,” ia akan memahami bahwa Hukum Taurat tersebut harus sepenuhnya dikeluarkan dari cara hidupnya. Kata usir (“usirlah hamba perempuan itu”) berarti melemparkan dengan kekuatan besar. Tidak ada toleransi atau kesabaran dengan legalisme dalam hidup kita.
Sayangnya, mereka yang terperangkap dalam legalisme melihat diri mereka sebagai orang-orang yang telah mencapai tingkat kematangan yang kita lainnya belum capai. Yang benar adalah bahwa merekalah yang masih bayi. Paulus menulis dalam Galatia 3:25 bahwa kita tidak membutuhkan Hukum Taurat sebagai “pengasuh bayi lagi. Kita memiliki Kristus dan Dia sudah cukup!
GrowUp-SeriesKita bisa menentukan macam tingkat kedewasaan Kristen kita dengan bagaimana kita masih terhubung dengan aturan-aturan agama dalam gaya hidup kita. Ketika saya masih anak kecil, saya harus disuruh untuk menyikat gigi dan mandi. Tidak ada yang harus memberitahu saya bahwa sekarang. Hal yang sama berlaku selagi kita menjadi dewasa secara rohani. Beberapa gereja tidak lebih dari pada perawatan anak di mana orang-orang Kristen diperlakukan seperti bayi, diberitahu apa persis yang harus mereka lakukan dan tidak boleh lakukan di setiap bidang kehidupan.

Sudah waktunya bagi kita untuk bertumbuh dan mulai bertindak sebagaimana siapa diri kita. Kita hanya memiliki satu ibu dan namanya adalah Grace (Kasih Karunia). Sudah waktunya untuk menendang keluar Ny. Hukum Taurat dan anaknya yang menjengkelkan (karya-karya daging) dari kehidupan kita. Ketika Ishak disapih, mereka mengadakan pesta besar. (Lihat Kejadian 21:8) Perpindahan dari masa bayi legalisme ke kedewasaan kasih karunia adalah suatu alasan untuk dirayakan. Tendanglah Hukum Taurat keluar dari hidup Anda dan hiduplah dalam kasih karunia. Tuhan tahu sudah waktunya.

Catatan:
Tulisan ini adalah terjemahan artikel yang ditulis oleh Steve McVey.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar