Kamis, 05 November 2015

Saved By Grace..What Next?

Telah Diselamatkan oleh Kasih Karunia, Tapi Selanjutnya Apa?

Ketika kita berbicara tentang kasih karunia, kebanyakan orang akan mengatakan mereka tahu kasih karunia dan bahwa mereka telah diselamatkan oleh kasih karunia melalui iman:
Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri. (Ef 2:8-9)

Namun mayoritas kemudian akan menambahkan bahwa ayat-ayat ini hanya mengacu pada titik terjadinya keselamatan. Dari titik ini kita perlu beralih ke aspek yang lebih penting dari kehidupan Kristen seperti pengudusan, menjalani gaya hidup “kudus” dan menjadi semakin efektif bagi Tuhan. Mereka yang mengatakan kita harus “mengerjakan” keselamatan kita sendiri, benar-benar keliru mengutip Filipi 2:12. Ayat ini tidak mengatakan kita harus “bekerja untuk” (Ingg: “work for”) keselamatan kita. “Mengerjakan keluar” (Ingg: “work out”) keselamatan kita berarti “memahami” (yaitu “mempekerjakan”) betapa indah, lengkap dan ajaibnya keselamatan kita. Ini juga berarti mulai mengizinkan apa yang ada di dalam diri kita mengalir ke luar. Mempekerjakan keselamatan keluar dari hidupRoh Kudus ingin menyentuh dunia luar dari dalam diri kita. Itulah artinya “mengerjakan keluar” keselamatan kita.

Gereja-gereja dari Galatia memulai dengan baik. Mereka awalnya tahu mereka telah diselamatkan oleh kasih karunia, tapi kemudian mereka mulai mengandalkan upaya-upaya mereka sendiri untuk “menjaga” diri mereka tetap diselamatkan. Mari kita lihat apa yang Paulus tulis kepada mereka:
Hai orang-orang Galatia yang bodoh, siapakah yang telah mempesona (NKJV: menyihir) kamu? Bukankah Yesus Kristus yang disalibkan itu telah dilukiskan dengan terang di depanmu? Hanya ini yang hendak kuketahui dari pada kamu: Adakah kamu telah menerima Roh karena melakukan hukum Taurat atau karena percaya kepada pemberitaan Injil? Adakah kamu sebodoh itu? Kamu telah mulai dengan Roh, maukah kamu sekarang mengakhirinya di dalam (NKJV: disempurnakan oleh) daging? (Gal 3:1-3, penjelasan penerjemahan ditambahkan)

Ketika Paulus berbicara tentang kasih karunia kepada jemaat di Galatia, ia tidak sedang berbicara tentang dilahirkan kembali kepada orang-orang yang belum percaya, ia sedang berbicara kepada orang-orang percaya, orang-orang yang sudah dilahirkan kembali. Dia mengatakan bahwa mereka telah memulai dengan baik dalam kasih karunia, tetapi sekarang mereka telah datang di bawah tekanan dari orang-orang yang memberitakan hukum Taurat, yang mengatakan mereka harus taat sempurna untuk dapat menerima berkat Tuhan. Disini dalam Galatia 3 Paulus mengatakan kepada mereka bahwa mereka harus melanjutkan dalam kasih karunia Allah, sama seperti yang ia katakan kepada jemaat Kolose:
Kamu telah menerima Kristus Yesus [hanya dengan percaya dan tidak dengan berusaha memperolehnya], Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia. (Kol 2:6, penjelasan dan penekanan ditambahkan) ≈ Karena itu sebagaimana kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan [hanya dengan percaya dan tidak dengan berusaha memperolehnya], demikianlah kamu berjalan di dalam Dia. (Kol 2:6, terjemahan NKJV, penjelasan dan penekanan ditambahkan)

Sekarang pikirkan sejenak, bagaimana cara kita menerima-Nya? Kita hanya percaya. Karena itu bagaimana seharusnya cara kita terus berjalan di dalam Dia sekarang seperti ketika kita dilahirkan kembali? Dengan hanya percaya. Jika kasih karunia cukup untuk menyelamatkan kita, kasih karunia cukup untuk menjaga kita.
Berkat-berkat Tuhan, kesembuhan dan kemakmuran tidak datang melalui pergumulan, melalui karya-karya kebenaran kita sendiri atau melalui upaya untuk hidup kudus. Itu datang melalui keberadaan dibangun dalam karunia kebenaran, kebenaran yang kita terima pertama-tama sebagai suatu pemberian ketika kita masuk ke dalam Kristus. Kami tidak pernah bisa meninggalkan fondasi kita. Semakin besar kita membangun gedungnya, kita harus semakin memperkuat pondasi, yaitu kasih karunia.

Penyucian?

Dalam gereja modern ada suatu kesalahpahaman berbahaya bahwa awalnya Allah menerima seseorang tanpa syarat atas dasar kasih karunia, tetapi setelah mereka diselamatkan mereka sekarang tiba-tiba harus tampil pada suatu tingkat tertentu agar Allah dapat terus menerima dan memberkati mereka. Alkitab berbicara tentang dua jenis kebenaran: Kebenaran Allah (menerima keselamatan, persetujuan dan berkat-berkat Allah dengan iman) dan kebenaran diri (kembali berdasarkan hukum Taurat dan mencoba untuk menerima semua yang di atas dengan mencoba memperolehnya melalui perbuatan-perbuatan baik). Tapi yang berlaku di kebanyakan gereja saat ini adalah jenis kebenaran yang ketiga, salah satu yang tidak disebutkan tempat manapun di Alkitab: Setelah kita diselamatkan, kita tinggalkan kasih karunia dan kebenaran Allah sebagai suatu pemberian dan mencoba untuk menjadi lebih benar melalui perbuatan-perbuatan baik kita sendiri – ajaran ini sering disamarkan di balik kata lain yang disalahpahami yang disebut “pengudusan”, yang sebenarnya tidak ada hubungannya dengan mencoba untuk mengurangi berbuat dosa.

Satu-satunya cara untuk bebas dari perangkap ini adalah dengan menjadi lebih dibangun dalam kebenaran Allah sebagai suatu pemberian. Setelah kita menyadari bahwa kita tidak pernah dapat menambah kebenaran yang diberikan kepada kita sebagai suatu pemberian dan bahwa upaya terbaik kita adalah seperti kain kotor, kita akan melihat bahwa hanya dengan percaya dalam ketaatan yang sempurna dari Sang Anak Manusia, Yesus Kristus, kita dapat memiliki keyakinan di hadapan Allah.
Demikianlah kami sekalian seperti seorang najis dan segala kesalehan kami seperti kain kotor; (Yes 64:6a)

Ayat ini mengatakan mengatakan segala keSALEHan-keSALEHan kita seperti kain kotor, bukan segala keTIDAKsalehan-keTIDAKsalehan kita. Jadi bukan berbicara tentang kesalahan-kesalahan kita, tapi tentang perbuatan-perbuatan baik kita. Perbuatan-perbuatan baik yang dilakukan dari motif mencoba untuk mendapatkan cinta Tuhan melalui perbuatan-perbuatan itu dianggap seperti kain kotor. Bahasa Ibrani asli dari kata itu sebenarnya mengacu pada kain haid wanita – itulah sebenarnya betapa buruknya!
Beberapa pengkhotbah memulai dengan baik, memberitakan kasih karunia dan cinta tanpa syarat agar orang yang diselamatkan. Tapi kemudian ketika mereka melihat kehidupan-kehidupan orang-orang berubah karena kasih karunia Allah, mereka mulai melihat ini sebagai buah dari pengajaran mereka sendiri dan mereka mulai menekankan kehidupan kudus untuk membayar kasih karunia.

Ujilah

Bagaimana kita tahu bahwa kita telah dibangun dalam kasih karunia Allah? Jika kita dapat mengatakan segera setelah kita tersandung secara moral bahwa kita adalah kebenaran Allah di dalam Kristus Yesus (2 Korintus 5:21) dan bahwa tidak ada yang kita lakukan pernah dapat mengubahnya! Ingat bahwa kita tidak mengatakan bahwa orang harus menggunakan kasih karunia sebagai suatu alasan untuk berbuat dosa.
Kita perlu kepolosan seorang anak dipulihkan kepada kita, merasa seolah-olah kita tidak pernah berbuat dosa karena Allah telah mengampuni segala dosa kita masa lalu, sekarang dan masa depan:
..dan Aku tidak lagi mengingat dosa-dosa dan kesalahan (NKJV: perbuatan-perbuatan yang melanggar hukum) mereka.” (Ibr 10:17, penjelasan penerjemahan ditambahkan)
Ciptaan Baru
Menghidupi Kenyataan Siapa Anda Dalam Kristus – Ciptaan Baru

Ketika kita mencapai posisi dimana dengan berani mendekati tahta kasih karunia dengan hati nurani kita bersih dari setiap tuduhan dari Iblis, kita dapat mengatakan kita telah dibangun dalam karunia kebenaran. Tuhan tidak ingin kita merasa bersalah mengenai dosa apapun, karena mengapa kita harus diingatkan tentang kesalahan kita jika Allah sudah tidak mengingatnya lagi?
Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus, karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri, dan kita mempunyai seorang Imam Besar sebagai kepala Rumah Allah. Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni. (Ibr 10:19-22)

Catatan:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar