Jumat, 30 Oktober 2015

Apakah Memang Tuhan Yang Memberi dan Yang Mengambil?

Apakah Memang Tuhan Yang Memberi dan Yang Mengambil?

Seluruh Alkitab adalah baik bagi Anda, tetapi Anda tidak akan memperoleh banyak kebaikan darinya kecuali Anda mengenal Yesus Kristus. Untuk memahami firman yang tertulis, Anda perlu mengenal Firman Hidup. Jika Anda mencoba membaca Alkitab tanpa apresiasi akan Yesus – tentang siapa Dia dan apa yang telah dilakukan-Nya – Anda mungkin berakhir meminum obat orang lain. Beberapa ayat akan muncul bertentangan satu dengan yang lain dan Anda akan bingung.
The_Patience_of_Job_by_ArtistXero 
Hari ini saya ingin membahas seorang pria yang mempunyai masalah yang sedikit berbeda. Dia percaya bahwa Allah memberi kita pemberian-pemberian yang baik hanya untuk mengambilnya lagi. Anda mungkin bisa menebak bahwa saya sedang berbicara tentang Ayub. Ayub mengalami satu minggu yang benar-benar buruk ini ketika ternaknya dicuri, budak-budaknya dibunuh, dan anak-anaknya tewas ketika satu rumah runtuh menimpa mereka. Untuk beberapa alasan, Ayub mengira Tuhan berada di balik semua kehilangannya karena ia berkata:
“TUHAN yang memberi dan TUHAN yang mengambil; terpujilah nama TUHAN!” (Ayub 1:21)

Jika ada sebuah ayat kitab suci yang telah menyebabkan beberapa gagasan edan tentang karakter Allah, inilah salah satunya. Siapapun yang telah menderita kehilangan mungkin telah mendengar ayat ini. Ini sering dikutip di pemakaman. Kita bahkan menyanyikan lagu-lagu tentang itu. Untuk beberapa alasan aneh orang tampaknya menemukan kenyamanan dalam mempercayai bahwa Allah bertanggung jawab atas kehilangan mereka.
Sekarang jangan salah paham terhadap saya – Saya suka sikap Ayub. Dia mengatakan bahwa apapun yang terjadi dalam hidup, dia akan memuji nama Tuhan. Dia bukan orang percaya dalam cuaca baik. Tetapi Ayub masih mengatakan beberapa hal bodoh tentang Allah. Kelak dalam kisah itu Ayub akan datang pada penyesalan akan pilihan kata-katanya dengan mengakui “tanpa pengertian aku telah bercerita tentang hal-hal yang sangat ajaib bagiku dan yang tidak kuketahui.” (Ayub 42:3).
Tapi pertanyaannya masih bergaung: Apakah Allah benar-benar memberi dan kemudian mengambil kembali?

Setiap gambaran yang kita peroleh mengenai Allah perlu diinformasikan oleh Yesus Kristus. Yesus adalah “cahaya kemuliaan Allah dan gambar (NIV: representasi yang tepat dari) wujud Allah” (Ibr 1:3). Untuk mendapatkan pemahaman yang baik tentang karakter Allah, kita perlu melihat kepada Yesus, bukan Ayub. Dapatkah Anda bayangkan Yesus mencuri atau membunuh? Tentu saja tidak. Jadi bagaimana mungkin sebagian orang berpikir bahwa Allahlah yang bertanggung jawab atas kehilangan Ayub?
Sekarang Anda mungkin mengatakan kepada saya, “tetapi Paul, itu ada dalam Alkitab, tepat hitam di atas putih – ‘TUHAN yang memberi dan TUHAN yang mengambil’.” Biarkanlah saya menjelaskannya untuk Anda seperti ini. Jika Anda ingin wawasan yang terbaik mengenai karakter Allah, apakah Anda lebih baik melihat kepada:
(a) Yesus, yang mengatakan “Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa;” (Yoh 14:9), ataukah
(b) Ayub, yang hanya mendengar tentang Tuhan, tetapi tidak benar-benar mengenal Dia (lihat Ayub 42:5)?
Tampaknya jelas bagi saya bahwa Yesus adalah pilihan yang lebih baik. Bentuklah pandangan Anda mengenai Allah dengan melihat hal-hal yang Yesus katakan dan lakukan.
jesus-gods-glory-hebrews-1-31

Yesus datang untuk mewahyukan Allah Sang Pemberi Agung. Apakah Anda telah diberi sesuatu yang baik? Maka pandanglah Tuhan sebagai sumber Anda. Dia memberikan Anda:
“Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran.” (Yakobus 1:17)

Siapakah yang merampok Anda?

Tapi bagaimana jika Anda telah menderita kehilangan, seperti Ayub? Dia kehilangan kesehatannya, kekayaannya, dan keluarganya. Godaannya mungkin untuk menyalahkan Tuhan atas kehilangan Anda, seolah-olah Allah telah berubah pikiran. Tapi Tuhan tidak berubah-ubah. Dia tidak berubah seperti bayangan yang bergeser. Dia adalah pemberi yang luar biasa yang tidak pernah menarik kembali karunia-Nya.
“Sebab Allah tidak menyesali kasih karunia dan panggilan-Nya.” » MSG: “Karunia-karunia Tuhan dan panggilan Tuhan berada di bawah garansi penuh – tidak pernah dibatalkan, tidak pernah ditiadakan.” (Rom 11:29)
Jadi jika Tuhan yang melakukan pemberian, siapakah yang melakukan pengambilan? Sekali lagi, Yesus memberikan jawabannya:
JP2Poster
 
“Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.” (Yoh 10:10)

Kita seharusnya tidak menjadi bingung tentang dua peran yang berbeda ini. Yang satunya adalah pemberi, yang lain adalah pengambil. Jika Anda telah diberikan sesuatu yang baik, maka mengucap syukurlah kepada Allah. Tetapi jika Anda telah dirampok, jangan menyalahkan Tuhan. Dia tidak berada di balik kehilangan Anda.

Manusia secara spektakuler adalah pelajar-pelajar yang lambat. Dari awal sejarah manusia iblis telah berusaha untuk mencuri atau merusak segala sesuatu yang Tuhan beri kepada kita namun masih ada saja sebagian yang berpikir bahwa Allahlah sang pencuri! Tuhan telah memberi kita otoritas atas planet ini dan iblis mengambilnya. Tuhan telah memberi kita kebebasan dan iblis dengan caranya membuat kita memilih jalan perbudakan. Tuhan telah memberi kita hidup yang kekal, kesehatan dan kemuliaan, dan kita kehilangan semuanya. Tapi syukur kepada Tuhan untuk Yesus yang mengambil kembali apa yang iblis telah curi!

Karma versus anugerah

Jika Anda berpikir bahwa Tuhan memberi dan mengambil, maka Anda telah kehilangan poin tentang Yesus. Yesus datang untuk mewahyukan Bapa yang murah hati dan menghancurkan pekerjaan sang Pencuri (1 Yoh 3:8). Yesus datang supaya kita memiliki hidup yang penuh, tidak separuh saja.
Jika Anda berpikir bahwa Tuhan memberi dan mengambil, maka Anda lebih percaya pada karma dari kasih karunia. Karma mengatakan apa Anda lakukan akan dilakukan kembali ke Anda. Jika Anda sehat sekarang, besok Anda mungkin akan sakit. Jika Anda makmur sekarang, kemiskinan sedang menunggu hanya sekitar tikungan berikutnya. Ketika kekecewaan dan kesulitan datang, Anda tidak akan terkejut. Anda hanya akan menyerah dan berkata, “Aku memang sudah tahu kenyataan itu terlalu bagus untuk tetap bertahan.”
Dunia bekerja sesuai dengan prinsip memberi dan menerima, tapi Tuhan hanya memberi. Satu-satunya hal yang akan Dia lepaskan dari Anda – jika Anda mengijinkan-Nya – adalah dosa Anda, rasa malu Anda, penyakit Anda, kekhawatiran Anda dan ketakutan Anda. Dia mengambil hal-hal yang merugikan kita dan hanya memberikan kita hal-hal baik yang memberkati kita.

Apakah Anda seorang Ayub atau Daud?

Baik Ayub maupun Daud dirampok. Keduanya sangat tertekan dan dikelilingi oleh orang-orang bodoh yang memberi nasihat yang buruk. Tapi tidak seperti Ayub, Daud bersikap sangat mirip Yesus dan merebut kembali apa yang telah dicuri. Mengapa Daud melawan ketika Ayub sudah menyerah? Kita diberitahu bahwa Daud “menguatkan kepercayaannya kepada TUHAN, Allahnya” (1 Sam 30:6). Dalam rasa sakitnya Daud merenungkan kebaikan Tuhan dan menyadari bahwa Tuhan itu tidak berada di balik kehilangannya. Dia mengerti bahwa bukan kehendak Tuhan baginya untuk menderita dan, menjadi sedemikian diperkuat, ia berjuang kembali dan menang.
Saya berharap saya bisa kembali ke masa lalu dan bertemu Ayub sebelum teman-temannya menemuinya. Saya akan mengatakan, “Ayub, Tuhan tidak membunuh anak-anak Anda! Dia tidak mencuri kehidupan Anda dan membuat Anda sakit. Anda telah dirampok! Iblislah yang mendapat Anda. Jangan duduk di sana dalam abu dan menangis tentang hal itu, bangunlah dan lawanlah! Apakah Anda seorang prajurit atau orang lembek? Apakah Anda seorang pemenang atau korban?”
Gereja tidak akan pernah melihat kemenangan jika kita berpikir Tuhan ada di balik penderitaan kita. Jika kita berpikir Allahlah yang merampok kita, kita bahkan tidak akan menolak. Kita akan membiarkan setan menari waltz dan menjarah keluarga kita sambil bernyanyi “Dia yang memberi dan yang mengambil.” Lucu, tapi saya tidak bisa membayangkan Yesus ataupun Daud melakukannya.
Sudah terlalu lama kita telah dilumpuhkan oleh ketidakpastian yang benar-benar hanyalah nama lain untuk ketidakpercayaan. Jangan melihat kepada Ayub, lihatlah kepada Yesus! Yesus tidak pernah bingung tentang siapa yang sedang memberi dan siapa yang sedang mengambil.
  
Catatan:
Tulisan ini adalah terjemahan artikel yang ditulis oleh Paul Ellis di websitenya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar