Orang percaya menginginkan hidup yang berbuah dan saleh, jadi mengapa kita gagal? Apa solusinya?
Tetapi oleh Dia kamu berada dalam Kristus Yesus, yang
oleh Allah telah menjadi hikmat bagi kita. Ia membenarkan dan
menguduskan dan menebus kita. Karena itu seperti ada tertulis:
“Barangsiapa yang bermegah, hendaklah ia bermegah di dalam Tuhan” (1 Kor 1:30-31)
Pengajaran
bahwa kita adalah orang benar melalui Yesus Kristus tanpa usaha kita
sendiri sering kali menimbulkan pertanyaan, “Bagaimana mungkin kita
menjadi orang benar tanpa lebih dulu melakukan perbuatan yang benar?”
Mari kita balik pertanyaannya, “Bagaimana bisa Yesus telah dijadikan
dosa tanpa pernah melakukan perbuatan dosa?” Bukankah Alkitab mengatakan
pada kita saat Yesus disalib, Dia dijadikan dosa. Bagaimana hal ini
mungkin? Jawabannya adalah: itu merupakan karya Allah. Allah mengambil
semua dosa dunia dan meletakkannya pada Yesus. Kita dijadikan orang
benar dengan cara yang sama – itu merupakan karya Allah. Kita menjadi
ciptaan baru di dalam Kristus tanpa melalui perbuatan kita sendiri.
Beberapa orang mungkin berpikir bahwa kami menghindari pertanyaan
tentang dosa, tetapi itu bukan kasusnya. Sebaliknya, kami mengajarkan
bagaimana datangnya kekudusan yang sejati itu.
Benar-benar Dikuduskan
Bagaimana kita mendapatkan kemenangan
atas dosa? Bagaimana kita dikuduskan? Mari saya tunjukkan dari Firman
Allah satu-satunya kuasa yang membebaskan kita dari dosa dan menguduskan
kita – kasih karunia Allah. Beberapa pengkhotbah suka menggunakan dua
ungkapan yang tidak disebutkan oleh Paulus: secara posisi dan secara pengalaman.
Para pengajar itu mengatakan bahwa secara posisi kita dikuduskan di
dalam Yesus; Dia telah menjadi hikmat, kebenaran, kekudusan dan
penebusan kita. Tetapi pada saat yang sama mereka katakan bahwa secara
pengalaman kita tidak dikuduskan.
Ingat, Paulus menuliskan hal ini kepada jemaat di Korintus dan kita
tahu bahwa ada banyak dosa dan permasalahan di Korintus. Meskipun
demikian, jemaat Korintus diberi tahu, sebagai suatu fakta yang lengkap,
bahwa Yesus Kristus telah menjadi hikmat, kebenaran, kekudusan dan
penebusan mereka. Dia tidak menggunakan kata-kata secara posisi dan secara pengalaman.
Dia berbicara tentang Yesus, kekudusan kita, sebagai sebuah realita.
Yesus telah benar-benar dan sungguh-sungguh menjadi kekudusan kita. Jika
kekudusan datang melalui kasih karunia, tidak ada seorang pun yang bisa
bermegah atas dirinya sendiri, tetapi barangsiapa yang bermegah, ”hendaklah ia bermegah di dalam Tuhan.”
Jika kita mengatakan bahwa kita dikuduskan hanya secara posisi saja,
itu menjadi tidak memiliki arti – karena kita hidup dalam dunia
pengalaman. Saya tidak tertarik kepada Yesus yang hanya sekedar ada
dalam posisi teologia tetapi pada Yesus Kristus yang sekarang ada di dalam saya, dalam realita, itulah yang berarti.
Yesus telah benar-benar dan sungguh-sungguh menjadi kekudusan kita.
Mati terhadap Dosa
Kita membaca, ”Demikianlah hendaknya kamu memandangnya: bahwa kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus”
(Rom 6:11). Perhatikan Paulus berkata “hendaknya kamu memandangnya
(memperhitungkannya).” Ini bukanlah sekedar sudut pandang teologia,
tetapi sesuatu yang lebih nyata. Kata memperhitungkan sesuatu di sini
(reckon) berarti benar-benar berpegang atau bergantung padanya. Dengan
kata lain, benar-benar bergantung pada fakta bahwa Anda telah mati bagi
dosa. Paulus melanjutkan, “Sebab, jika kamu hidup menurut
daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan
perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup” (Rom 8:13).
Jika kita mencoba untuk menjadi kudus melalui tenaga dan kekuatan kita,
itu hanya akan membawa kita ke dalam maut. Tetapi jika kita
mempraktekkan Perjanjian Baru, perjanjian oleh Roh, itu akan
menghasilkan kehidupan. Huruf membunuh tetapi Roh memberi hidup. Kita
hanya dapat menghidupi hidup yang baru di dalam Kristus jika kita
mempersilahkan Roh Kudus untuk menjadi Penolong kita.
Jika kita mencoba untuk menjadi kudus melalui tenaga dan kekuatan kita, itu hanya akan membawa kita ke dalam maut.
Saat Anda menghadapi situasi yang membingungkan, jadilah tenang dan
akuilah bahwa Yesus Kristus adalah hikmat Anda. Hal itu tidak
membutuhkan waktu yang lama. Anda tidak perlu berdoa selama satu jam
untuk “mendapatkan terobosan” atau untuk mendapatkan “pengurapan
hikmat.”
Yesus Kristus adalah hikmat Anda pada saat itu juga. Anda akan kagum
akan bagaimana hikmat-Nya menjadi nyata di dalam Anda. Anda akan
menemukan bahwa dengan merujuk kepada-Nya, jawaban akan datang dengan
sangat cepat, bahkan di dalam situasi yang sangat sulit sekalipun.
Saat Anda digoda untuk berbuat dosa, jadilah tenang dan akuilah bahwa
Yesus Kristus adalah kebenaran Anda. Anda tidak perlu melawan. Saat
Anda mengambil waktu sejenak untuk mengakui bahwa Dia adalah kebenaran
Anda, Anda akan memperhatikan bagaimana hidup-Nya dinyatakan di dalam
Anda.
Kemenangan tidak didapatkan dengan berkata “TIDAK” kepada dosa,
tetapi dengan berkata “YA” kepada Yesus. Semakin kita berkata “tidak”
kepada dosa, kita akan semakin sadar akan dosa. Semakin kita berkata
“ya” kepada Yesus, kita semakin sadar akan Yesus, dan itulah saat dimana
dosa kehilangan cengkramannya.
Saat Anda digoda untuk berbuat dosa, jadilah tenang dan akuilah bahwa Yesus Kristus adalah kebenaran Anda.
Kekudusan kita berada dalam Yesus Kristus dan pada apa yang telah Dia
lakukan. Kekudusan itu tidak tergantung pada Anda – kekudusan itu
tergantung pada Dia. Pandanglah karya yang telah diselesaikan-Nya.
Jika anda memiliki kepercayaan diri yang rendah dan merasa tidak
berharga, jadilah tenang dan akuilah bahwa Yesus adalah penebusan Anda.
Anda akan mengalami bagaimana hidup-Nya, kekuatan dan sukacitanya
dinyatakan di dalam Anda.
Kemenangan tidak didapatkan dengan berkata “TIDAK” kepada dosa, tetapi dengan berkata “YA” kepada Yesus.
Metode-metode “buatan manusia”
Ada metode “buatan manusia” mengenai kekudusan, bahkan di dalam dunia
karismatik. Salah satu pendeta berkata, “Kalau Anda memiliki kebiasaan
dosa, Anda memiliki roh jahat dalam kehidupan Anda.” Ini bukan yang
diajarkan oleh Perjanjian Baru. Kita bisa membaca tentang seseorang yang
melakukan apa yang tidak ingin dia lakukan (Roma pasal 7), tetapi dalam
pasal itu tidak satupun disebutkan tentang roh jahat. Akan tetapi orang
tersebut sedang menggambarkan seseorang yang mencoba menggenapi
perintah Allah dengan kekuatannya sendiri. Semakin dia berusaha untuk
mentaati hukum Taurat dengan kekuatannya sendiri, yang terjadi malah
semakin buruk. Satu-satunya solusi untuk manusia “celaka” tersebut
adalah kasih karunia Allah yang melimpah. Semakin kita melihat Yesus
Kristus dinyatakan di dalam kita, kemenangan itu semakin dinyatakan
dalam hidup kita.
Persenjataan rohani dalam Efesus pasal 6 berhubungan dengan kasih
karunia Allah. Ketopong berbicara tentang keselamatan – kita
diselamatkan oleh kasih karunia. Baju zirah menunjuk pada keadilan –
Yesus adalah keadilan kita. Ikat pinggang adalah kebenaran – Yesus
berkata, “Akulah kebenaran.” Pedang berbicara tentang Roh – kita hidup
di dalam perjanjian menurut Roh bukan menurut huruf. Kasut melambangkan
Injil damai sejahtera – damai sejahtera yang telah dibeli oleh darah
Yesus bagi kita.
Saya pernah melihat sebuah buku berjudul Christian – Set Yourself Free (Orang Kristen – Bebaskanlah Dirimu Sendiri).
Pernahkah Anda mendengar sesuatu yang begitu konyol? Inikah perjanjian
kita? Haruskah kita membebaskan diri kita sendiri? Banyak orang akan
mencobanya, tetapi saat mereka mencoba untuk membuat diri mereka kudus
dan merdeka, mereka tidak pernah benar-benar menjadi merdeka. Mereka
akan merasakan kebebasan dalam satu periode waktu yang singkat, dan
kemudian mereka akan mulai mencari kebebasan itu lagi.
Penggunaan frase “KATAKAN SAJA TIDAK” sangat terkenal. Pengajaran ini
menekankan pada kekuatan kehendak kita sendiri untuk menjadikan diri
kita kudus. Saat kehendak kita bertarung dengan dosa, kekuatan kehendak
kita akan selalu kalah. Jika kekuatan kehendak kita sendiri bisa
menghasilkan kekudusan, kematian dan kebangkitan Yesus itu sia-sia.
Bagian Kita
Banyak yang akan bertanya, “Apa yang harus kita lakukan? Pastinya
kita harus melakukan sesuatu!” Ya, sangat penting bagi kita untuk
mengerti bagian kita. Kita percaya dan menerima saja apa yang telah
disiapkan Yesus bagi kita dan mengijinkan Dia untuk bekerja di dalam
kita. Hal ini sangat radikal, karena itu saya akan memberikan beberapa
ayat Alkitab untuk menguatkannya.
“Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya
dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak
bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita. Ia yang memanggil
kamu adalah setia, Ia juga akan menggenapinya” (1 Tes 5:23-24).
Siapa yang menguduskan kamu sepenuhnya? – “Allah damai sejahtera.”
Siapa yang setia? – “Ia yang memanggil kamu.”
Kekudusan tidak berdasarkan pada usaha kita, tetapi merupakan karya Allah di dalam kita.
”Maka Allah damai sejahtera, yang oleh darah perjanjian
yang kekal telah membawa kembali dari antara orang mati Gembala Agung
segala domba, yaitu Yesus, Tuhan kita, kiranya memperlengkapi kamu
dengan segala yang baik untuk melakukan kehendak-Nya, dan mengerjakan di
dalam kita apa yang berkenan kepada-Nya, oleh Yesus Kristus. Bagi
Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya! Amin.” (Ibr 13:20-21)
Siapa yang memperlengkapi kita dengan segala yang baik untuk melakukan kehendak-Nya? – “Allah damai sejahtera.”
Siapa yang membuat kita mengerjakan apa yang berkenan di hadapan Allah? – “Gembala Agung.”
Kekudusan tidak berdasarkan pada usaha kita, tetapi merupakan karya Allah di dalam kita.
Bagaimana Dia menguduskan kita? – “Oleh darah perjanjian yang kekal.”
Apa yang harus kita lakukan? – Memberikan “kemuliaan sampai selama-lamanya” kepada-Nya.
Jadi semuanya tergantung pada Yesus. Dialah kebenaran, penebusan, kekudusan dan hikmat kita.
Jadi semuanya tergantung pada Yesus. Dialah kebenaran, penebusan, kekudusan dan hikmat kita.
Apa yang dilakukan Allah dalam Perjanjian Lama terkadang menakutkan.
Apakah Anda ingat saat Allah bergemuruh di gunung Sinai? Mereka semua
panik, termasuk Musa. Sinai merupakan demonstrasi dari kekudusan Allah
dan hal itu membuat takut manusia. Kekudusan dan pengudusan yang
dinyatakan melalui Yesus tidak menakutkan – melainkan menarik.
Saat Musa turun dari gunung Sinai, orang-orang lari karena ketakutan.
Saat Yesus turun dari gunung transfigurasi, kita bisa membaca: Begitu orang-orang itu melihat Yesus, mereka tercengang, lalu berlari-lari menyambut Dia” (Mark 9:15 BIS)
Kemuliaan Perjanjian Lama menakutkan, tetapi kemuliaan Perjanjian Baru menarik.
Jangan kecil hati bila seseorang tidak berubah dalam semalam. Allah
tidak mengirimkan Yesus untuk mengubah perilaku manusia, tetapi untuk
memberikan hati yang baru bagi kita. Begitu hati berubah, perilaku juga
akan berubah.
Paulus menulis, ”Dan Ia, Tuhan kita Yesus Kristus, dan
Allah, Bapa kita, yang dalam kasih karunia-Nya telah mengasihi kita dan
yang telah menganugerahkan penghiburan abadi dan pengharapan baik kepada
kita, kiranya menghibur dan menguatkan hatimu dalam pekerjaan dan
perkataan yang baik” (2 Tes 2:16-17).
Siapa yang menguatkan kita dalam segala pekerjaan baik? – “Tuhan
Yesus Kristus sendiri.” Saat kita mencoba untuk menjadi kudus melalui
usaha kita sendiri, hal itu akan membawa kepada kegelisahan dan
kesukaran. Cara Allah memberikan hasil positif pada kita – “penghiburan
abadi dan pengharapan baik” melalui “kasih karunia” Allah.
Berikanlah Kemuliaan kepada-Nya
Bagaimana kita menghindari nafsu dan perilaku tidak saleh? Paulus menulis, “Sebab
itu jauhilah nafsu orang muda, kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih dan
damai bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada Tuhan dengan hati
yang murni” (2Tim 2:22). Banyak orang hanya membaca enam kata
pertama.” Jika kita berhenti disana, kita akan gagal. Kuncinya adalah
berkata “YA” pada keadilan, kesetiaan, kasih dan damai.
Jika seorang bayi menangis, tidak akan membantu bila kita berkata,
“berhenti menangis.” Melainkan, kita mencoba untuk mengalihkan perhatian
bayi itu dengan menyanyi, atau menggoncangkan gantungan kunci.
Tiba-tiba bayi itu lupa alasan mengapa sebelumnya ia menangis! Cara
untuk menang atas dosa bukanlah dengan mencoba mengalahkan dosa dengan
kekuatan kita sendiri, tetapi dengan mengejar keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan” (1 Tim 6:11). Kita akan berfokus pada keadilan, ibadah, iman dan kasih Yesus di dalam kita.
Kuncinya adalah berkata “YA” pada keadilan, kesetiaan, kasih dan damai.
”Dan Tuhan akan melepaskan aku dari setiap usaha yang
jahat. Dia akan menyelamatkan aku, sehingga aku masuk ke dalam
Kerajaan-Nya di sorga. Bagi-Nyalah kemuliaan selama-lamanya! Amin.” (2 Tim 4:18)
Siapa yang melepaskan aku dari setiap usaha yang jahat? – “Tuhan.” Siapa yang menyelamatkan aku? – “Tuhan.”
Apa yang kita lakukan? – “Kita memberikan kepada-Nya kemuliaan selama-lamanya.”
Siapa yang berkuasa menjaga supaya jangan kamu tersandung? Siapa yang
berkuasa membawa kamu dengan tidak bernoda? –“Allah yang esa,
Juruselamat kita.”
”Bagi Dia, yang berkuasa menjaga supaya jangan kamu
tersandung dan yang membawa kamu dengan tak bernoda dan penuh
kegembiraan di hadapan kemuliaan-Nya, Allah yang esa, Juruselamat kita
oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, bagi Dia adalah kemuliaan, kebesaran,
kekuatan dan kuasa sebelum segala abad dan sekarang dan sampai
selama-lamanya. Amin” (Yudas ay. 24-25).
Apa bagian kita? – “Memberikan kepada-Nya kemuliaan, kebesaran,
kekuatan dan kuasa sebelum segala abad dan sekarang dan sampai
selama-lamanya.”
Kekudusan bukanlah apa yang dapat kita lakukan, tetapi apa yang
dilakukan Yesus di dalam kita. Tugas kita hanyalah percaya dan
mempercayakan diri kita kepada-Nya. Kita dapat hidup dalam kehidupan
yang kudus, tetapi bukan dengan kekuatan kita sendiri. Kekudusan yang
sejati adalah kehidupan Yesus di dalam kita.
Siapa yang berkuasa menjaga supaya jangan kamu
tersandung? Siapa yang berkuasa membawa kamu dengan tidak bernoda?
–“Allah yang esa, Juruselamat kita.”
KEHIDUPAN YESUS BERHASIL!
Catatan:
Tulisan ini adalah terjemahan artikel yang ditulis oleh Peter Youngren
Disadur dari https://christofgrace.wordpress.com.