Minggu, 07 Februari 2016

BAGAIMANA MEMBACA ALKITAB TANPA BINGUNG

Anda pernah jadi bingung karena apa yang tertulis di satu bagian Alkitab bertentangan dengan yang tertulis di
bagian Alkitab yang lain?
Paulus bilang, keseluruhan Kitab Suci adalah tulisan yang diilhamkan Allah yang bermanfaat untuk mengajar, untuk
menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan
untuk mendidik orang dalam kebenaran (2 Timotius 3:16)
.
Tapi Paulus juga bilang kita harus membacanya dengan “rightly dividing the word of truth” (2 Timotius 2:15). Kita
harus dapat memilah Firman Kebenaran secara tepat.

Bagaimana caranya?

Ada dua pertanyaan yang harus kita tanyakan setiap kali
membaca ayat Alkitab :
(i). Apa yang ayat ini maksudkan di bawah terang karya salib yang sempurna?
(ii). Siapa penulisnya, kepada siapa ditujukan dan mengenai apa?

Salib sebagai ‘Filter’.
Hari ini saat mendengar banyak orang berkhotbah, anda bisa simpulkan salib seolah tak penting, seolah tak
membuat perbedaan apapun.
Padahal, kematian Yesus di salib adalah satu-satunya peristiwa terpenting dalam sejarah manusia.

Sebelum salib, perjanjian yang lama yang berlaku. Tapi setelah salib, yang berlaku adalah perjanjian yang baru yang berdasarkan kasih karunia, membuat perjanjian lama menjadi usang, kuno, kedaluwarsa (Ibrani 8:13).
Di bawah perjanjian lama anda diberkati JIKA anda baik.
Di bawah perjanjian baru anda diberkati KARENA Dia baik.

Lihatlah perbedaan kontras berikut :
Sebelum salib kita diberkati jika kita taat dan dikutuk jika kita tak taat (Ulangan 11:26-28).
Sesudah salib kita diberkati karena kita telah diampuni (Roma 4:8) dan kita telah ditebus dari kutuk Taurat (Galatia 3:13).
Sebelum salib kita mengampuni supaya diampuni Allah (Matius 6:14). Tapi di salib kita diampuni tanpa syarat dan sekarang kita mengampuni karena kita SUDAH
diampuni (Efesus 4:32; Kolose 3:13).
Sebelum salib mengasihi sesama berarti tidak mengingini istrinya atau harta miliknya (Ulangan 5:21).
Tapi setelah salib kita mengasihi dan menerima sesama kita karena Kristus TELAH mengasihi dan menerima kita
(1Yohanes 4:19; Roma 15:7).
Sebelum salib Allah itu jauh dan tak terhampiri (Keluaran 19:12). Tapi karena salib kita yang dulu jauh telah dibawa
menjadi dekat kepada Allah untuk menerima rahmat dan menemukan kasih karunia (Efesus 2:13; Ibrani 4:16).
Sebelum salib Allah menuntut kita bertanggungjawab atas dosa kita dan bahkan persembahan tidak mampu
membersihkan hati nurani kita yang jahat/penuh rasa bersalah (Imamat 5:17; Ibrani 9:9). Tapi karena salib, darah Yesus membersihkan kita dari hati nurani yang
jahat (Ibrani 10:22) dan Dia tidak lagi mengingat-ingat dosa kita (Ibrani 8:12).
Sebelum salib Allah berkata, “Jangan ….” (Keluaran 29).
Tapi setelah salib Allah berkata, “Aku akan ….” (Ibrani 8:8-12).
Sebelum salib perintahnya adalah “Lakukan, Lakukan,Lakukan”.
Setelah salib yang ada adalah “Telah, Telah,Telah”.
Sebelum salib kebenaran dituntut dari orang berdosa (Ulangan 6:25). Tapi setelah salib kebenaran diberikan
secara cuma-cuma sebagai anugerah/hadiah (Roma 5:17).
Sebelum salib dosa Adam berarti penghukuman bagi seluruh manusia (Roma 5:18). Tapi sekarang tak ada
penghukuman bagi mereka yang ada dalam Kristus Yesus (Roma 8:1).
Saat membaca Alkitab kita mesti bertanya, apakah ayat yang sedang kita baca menceritakan perjanjian lama
yang menghukum para pendosa, atau menceritakan perjanjian baru kasih karunia yang membuat pendosa
jadi orang benar?

Jika anda orang percaya, anda tak perlu takut penghukuman Taurat. Sebaliknya, bersukacitalah karena
anda adalah kebenaran Allah dalam Kristus Yesus (2Korintus 5:21).

Perhatikan juga siapa ‘audiens’nya…
Saat membaca Alkitab, kita juga perlu perhatikan kepada siapa ayat tersebut ditujukan. Sebab jika tidak, anda akan
‘salah makan obat’.

Ada dua jenis orang di dunia ini : yang menaruh imannya pada Yesus Kristus dan yang tidak.
Karena itulah Roh Kudus membawa dua jenis penginsafan (Yohanes 16:8-10) :
(i). Roh Kudus menginsafkan dunia akan dosa ketidakpercayaan (ayat 9).
Banyak ayat di perjanjian baru yang ditulis untuk orang tak percaya. Paulus, Yohanes, Petrus, Yudas dan Yakobus menyampaikan pesan pada orang tak percaya yang tidak menyadari mereka membutuhkan juruselamat
(misalnya di 1Yohanes 1:5-10).
Para rasul juga mengingatkan gereja mengenai orang tak percaya yang ‘menyamar’ sebagai nabi dan pengajar
(misalnya di 2Petrus 2).
Kata-kata peringatan keras yang ditujukan kepada orang tak percaya BUKAN UNTUK DITERAPKAN pada orang- orang yang sudah dilayakkan oleh Kristus.
(ii). Roh Kudus mengingatkan orang percaya akan kebenaran mereka (ayat 10). Kita tak butuh diingatkan mengenai kekurangan kita, tapi kita perlu diingatkan
mengenai posisi kita yang selalu benar di hadapan Allah (2Korintus 5:21).
Sebagian besar kitab Perjanjian Baru ditulis untuk meyakinkan orang percaya bahwa kita adalah milik Allah
dan tak ada apapun yang bisa memisahkan kita dari
cinta Kristus (Roma 8:38-39). Bahkan dosa kita pun tak bisa, karena kasih karunia Allah jauh lebih besar dari
dosa kita (Roma 5:15).
Saat kita gagal Roh Kudus tidak menghakimi atau menuduh kita – tak ada yang namanya penghakiman
bagi kita yang ada dalam Kristus. Sebaliknya Dia mengingatkan kita bahwa kita benar, bahwa kita dijaga
selalu oleh Yesus (Yudas 24), bahwa kita adalah anak Allah (Galatia 4:6) dan bahwa pengharapan kita kuat dan aman (Ibrani 6:19).
Saat kita bersalah Yesus tidak menghukum kita, Dia justru membela kita (1Yohanes 2:1) dan Dia mengajar
kita bagaimana harus berkata ‘Tidak’ pada segala kefasikan (Titus 2:12).
Memilah Firman dengan tepat berarti membaca Firman SESUAI KONTEKS karya salib yang sempurna. Berarti
membaca dan menafsirkan Firman di bawah terang cahaya karya Yesus. Seluruh Alkitab menyingkapkan
Yesus (Lukas 24:27). Bacalah Alkitab untuk menemukan Yesus.
[Paul Ellis : Rightly Dividing the Word : How to Read Your
Bible Without Getting Confused

#YESUSForNgana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar